twitter
rss

Babi atau celeng (dalam bahasa Jawa) adalah hewan bermancung panjang, berhidung leper, dan termasuk kelompok omnivora (memakan semua jenis makanan, baik daging maupun tumbuh-tumbuhan).


Dalam Al-Qur’an, sebagai hewan, babi hukumnya najis (najis mughaladhah, najis berat) jika disentuh dan haram untuk dimakan oleh umat Islam. Babi juga diharamkan untuk dikonsumsi dalam agama Yahudi dan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di kalangan Kristen. Namun, babi banyak dikonsumsi orang Eropa dan Tionghoa. Beberapa suku bangsa di Indonesia selain suku Tionghoa-Indonesia juga suka mengkonsumsi babi, yaitu suku Bali, Batak, dan Manado (Wikipedia).


“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala." (Q.S. Al-Maa-idah [5] : 3)


Fakta-fakta di lapangan tentang babi menjadi alasan empiris sekaligus ilmiah yang menguatkan penegasan Al-Qur’an akan keharamannya seperti yang diabadikan dalam beberapa ayatnya, salah satunya pada ayat di atas.


Ilmu kedokteran pun telah membuktikan bahwa babi adalah inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya. Sistem biokimia babi hanya mengeluarkan 2% dari seluruh uric acid (asam urat, C5H4N4O3) dari dalam tubuhnya. Bertolak belakang dengan sistem metabolisme dalam tubuh manusia yang mengeluarkan 98% kandungan asam uratnya melalui air seni. Asam urat adalah sampah dalam darah yang terbentuk akibat metabolisme tubuh yang tidak sempurna dan bersifat racun.


Dr. Murad Hoffman, seorang pengarah klinik laboratorium mikrobiologi di Boston Medical Center, Massachusetts, yang juga seorang asisten professor di Pathology and Laboratory Medicine, Boston University School of Medicine, menyatakan terdapat lebih dari 25 penyakit yang bisa dijangkiti dari babi, di antaranya anthrax, influensa, leptospirosis, rabies, dan salmonellosis.


Babi adalah binatang yang paling jorok, sangat suka berada di tempat yang kotor, suka memakan kotorannya sendiri, tidak tahan terhadap sinar matahari, pemalas, tidak gesit, dan paling rakus di antara hewan jinak lainnya. Babi juga suka dengan sejenis dan tidak pencemburu (A.V. Nalbandov dan N.V. Nalbandov, dalam buku Adaptive Physiology on Mammals and Birds).


Penelitian ilmiah di Cina dan Swedia menyimpulkan bahwa daging babi merupakan penyebab utama kanker anus dan colon (usus besar). Persentase penderita kedua penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi meningkat drastis, terutama di negara-negara Eropa, Amerika, Cina dan India. Sementara di negara-negara Islam persentasenya sangat rendah, hanya 1/1000 orang. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan di Sao Paulo, Brasil, 1986.


Adakah fakta lain tentang babi?


Islam mengajarkan pada umatnya tentang tata cara penyembelihan hewan yang halal dikonsumsi. Yaitu diawali dengan menyebut nama Allah Yang Mahakuasa dan kemudian membuat irisan memotong urat nadi leher hewan dan membiarkan urat-urat dan organ lainnya utuh. Cara ini akan mengakibatkan kematian hewan secara perlahan karena terputusnya sirkulasi darah dalam tubuh.


Bukan dengan cara mencederai organ vital hewan, seperti dengan cara menusuk bagian jantung, hati, atau dengan memukul bagian kepalanya. Sebab dengan mencederai organ-organ vital tersebut, hewan akan meninggal seketika dan darahnya akan mengumpul dalam urat-uratnya yang pada akhirnya mencemari daging. Daging hewan akan tercemar oleh asam urat sehingga mengandung racun.

Pada titik inilah, para ahli makanan baru menyadari betapa sempurnanya tuntunan ajaran Islam.


Tahukah Anda, bahwa babi tidak punya leher dan karenanya otomatis tidak bisa disembelih di bagian lehernya?


Tentu tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Allah Swt. mendesain fisik babi tidak berleher dan Rasulullah Muhammad Saw. mengajarkan pada umatnya untuk menyembelih hewan di lehernya. Mahabenar Allah yang telah mengharamkan babi bagi umat Muhammad Saw. dan menunjukkan bukti-bukti ilmiah kebenarannya dengan cara-Nya sendiri yang sangat elegan.

Menurut The Spoof, situs yang memarodikan berita-berita utama media internasional, seorang ilmuwan Paris berkata, “We should do like Moslem do. Not eat pigs. Then swine flu virus would disappear.” Kita harus seperti orang Islam. Tidak makan babi. Dengan begitu, flu babi akan lenyap (dengan sendirinya).


Demikianlah, kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah [2] : 2) Maka, adakah yang mau mengambil pelajaran darinya? Allahu a’lam bish-shawaab.

0 komentar:

Posting Komentar